Kamis, 03 Desember 2009

Sang Pemimpi Buka Ajang Jiffest

Sang Pemimpi Buka Ajang Jiffest

JAKARTA--Gelaran Jakarta International Film Festival (Jiffest) bakal menorehkan sejarahnya. Untuk kali pertama dari 11 tahun penyelenggaraan, di tahun inilah Jiffest bakal memberi kesempatan buat karya anak negeri untuk tampil sebagai film pembuka.


Pilihannya jatuh pada film "Sang Pemimpi" karya Riri Reza. Film ini merupakan sekuel dari film "Laskar Pelangi" yang sukses di pasar Indonesia serta segudang prestasi yang berhasil dikantunginya dari brbagai penyelenggaraan festival termasuk di antaranya keikutsertaan film "Laskar Pelangi"di Berlinale, nama lain dari Festival Film Berlin di Jerman, pada tahun lalu.

Produser Sang Pemimpi, Mira Lesmana mengaku hanya bisa terkejut saja ketika diminta pihak penyelenggaraan Jiffest untuk membawa film tentang semangat juang anak-anak Belitong itu sebagai film pembuka.

"Sebenarnya permintaan itu sudah datang jauh sebelum filmnya jadi. Waktu itu kami masih bingung mengapa mereka bisa begitu percaya dan yakin kalau film kami ini pantas untuk dijadikan film pembuka. Apapun itu buat kami ini sebuah penghargaan yang sangat kami syukuri,'' kata Mira dalam perbincangannya kepada Republika melalui saluran telpon di Jakarta, Kamis (3/12).

Berdasarkan jadwal yang tersaji di laman resmi Jiffest, film Sang Pemimpi (The Dreamers) akan ditayangkan secara terbatas pada tamu undangan saja pada 4 Desember 2009. Jiffest sendiri akan mulai digelar pada 4-14 Desember 2009.

Dalam laman resmi Jiffest, Direktur Festival Lalu Roisamri, mengaku film Sang Pemimpi ini akan membuat sebuah rekor baru buat penyelenggaraan Jiffest. ''Sebuah rekor baru dengan penampilan pertama kali film Indonesia sebagai film pembuka,'' katanya.

Dia juga mengungkapkan peserta yang terlibat dalam festival ini diwakili oleh 25 negara. Karya-karya yang dilibatkan, katanya, telah melalui proses seleksi dahulu. Lalu mengungkapkan untuk film penutup dari penyelenggaran Jiffest telah disepakati film asal New York berjudul "New York I Love You".

Sedangkan untuk penayangan film-film peserta Jiffest, rencananya semua akan dilakukan di Blitz Mgaplex, Grand Indonesia. Untuk penyelenggaraan Jiffest kali ini, semua film panjang Indonesia yang dirilis mulai 1 Oktober 2008 hingga 30 September 2009 akan diseleksi untuk mengikuti Indonesia Feature Film Competition (IFFC).

''Film yang terpilih akan diseleksi untuk mendapatkan gelar film panjang terbaik dan sutradara terbaik,'' kata koordinator hubungan media Jiffest, Husna Fauzi, seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Selain IFFC, Jiffest mempersembahkan Madani Film Festival. Di ruang ini nantinya akan disajikan film-film bertema Islam dari seluruh dunia. Satu di antaranya adalah film Muallaf (The Convert) karya sutradara asal Malaysia Yasmin Ahmad. Film drama berdurasi 80 menit itu sebelumnya pernah mendapatkan penghargaan sebagai Special Mention, Asian Film Award, Tokyo International Film Festival, 2008.

Di luar rencana yang telah berjalan mulus itu, bukan berarti gelaran Jiffst tidak meneemui kendala. Salah satu film produksi sineas Australia berjudul Balibo Five telah dicekal pemutarannya oleh Lembaga Sensor Film (LSF).
Film yang digarap oleh sutradara Australia, Rob Conolly, ini bercerita tentang kisah terbunuhnya lima jurnalis di Balibo,  sebuah wilayah perbatasan di Timor Leste pada 1975, saat meliput masuknya tentara Indonesia ke Timor Leste. Lima wartawan asal Australia, Selandia Baru, dan Inggris itu adalah Greg Shackleton, Brian Peters, Malcolm Rennie, Gary Cunningham, dan Tony Steward. akb/rin[republika]

0 komentar:

Posting Komentar